Background

Siklus keuangan Dunia ?

halo halo semuaa, ketemu lagi dengan saya hehe. akhirnya setelah sekian lama saya tidak ngepost, sekarang ngepost lagi XD. Kali ini saya kembali membawakan cerita tentang bank, mau tau?? cekidot~~

Pastinya sudah sering dengar kan kata "Bank"? Iya dong ya, pasti juga sudah banyak yang punya rekening di bank, betul? Dan pastinya juga sudah tau kan fungsinya bank itu apa? Masih ada yang belum tau? Oke deh kalo gitu, biar lebih jelas akan ku ceritakan..

Nah cerita ini dimulai dari dua orang dengan keadaan yang berbeda. Orang pertama memiliki uang yang berlebih, sedangkan orang kedua memiliki uang yang sedikit dan dia sedang butuh uang yang lebih banyak. Anggap saja orang pertama itu TM dan orang kedua itu MH. Jaman dulu belum ada yang namanya bank, jadi bagaimana TM dapat menyimpan uangnya agar hemat sedangkan MH memenuhi kebutuhan akan uangnya? Jika MH ingin meminjam uang kepada TM, tentunya harus saling mengenal dan dekat satu sama lain, tidak mungkin kan orang yang baru dikenal mau meminjamkan uangnnya apalagi dalam jumlah banyak? Dan yang lebih penting, bagaimana bisa MH mendapatkan pinjaman uang dari TM di saat TM sedang tidak memiliki uang lebih? Dari keadaan itulah maka akhirnya terbentuk sebuah badan keuangan yang dinamakan BANK. Bank disini berperan sebagai perantara antara orang-orang yang seperti TM dan MH. Bank adalah tempat dimana TM menyimpan uangnya dan menyalurkannya kepada MH yang membutuhkan uang. Apakah TM dengan mudah ingin menyimpan uangnya di Bank? Tentu saja tidak, maka dari itu Bank berusaha menarik perhatian TM dengan bunga tabungan (atau sebut saja i1) agar TM ingin menyimpan uangnya di Bank. Tapi, dari mana Bank bisa membayar i1 untuk TM? Ada lagi yang disebut dengan i2, atau bunga kredit. Dari mana i2 di dapat? i2 didapatkan dari MH yang meminjam uang ke Bank. Ya tentu saja Bank mengharapkan imbalan dari MH karena MH telah meminjam uang padanya, itu juga demi kelangsungan Bank itu sendiri. Apakah prosentase i1 akan sama dengan i2? Jika i1 sama dengan i2, dari mana Bank mendapat keuntungan? membayar gaji karyawannya dan biaya-biaya yang lain? (tidak tahu XD) Nah, dari pertanyaan-pertanyaan tadi maka dapat kita simpulkan bahwa i2 harus lebih besar dari i1 (i2 > i1). Mengapa demikian? Karena, di sini yang berperan sebagai pemasukan Bank adalah i2, jadi i2 harus lebih besar dari i1.

Apa sudah selesai sampai sini? Tentu saja tidak. Ada masalah lain yang timbul. Bagaimana jika MH meninggal dan belum melunasi kreditnya di Bank? Apa Bank akan menagihnya pada orang mati? Pastinya tidak. Ini adalah salah satu ressiko yang dimiliki Bank. Sebelum adanya Bank, TM akan menanggung kerugian jika MH meninggal saat hutangnya pada TM belum lunas. Jika tadi Bank berperan sebagai perantara, disini Bank berperan sebagai risk transfer. TM tidak akan menanggung kerugian jika MH meninggal, karena Bank yang menanggungnya. Apa yang Bank lakukan karena adanya resiko ini? Misalkan MH meminjam sebesar 100jt di Bank Shining, maka Bank Shining akan mengasuransikan uang tersebut. Bank Shining akan mengasuransikan pinjaman MH yang 100jt kepada perusahaan asuransi (misalkan JH). Bank Shining akan membayar premi sebesar 1jt untuk mendapatkan uang pertanggungan sebesar 100jt dari asuransi JH. Lalu dari mana JH akan mendapatkan uang 100jt untuk membayar kepada Bank Shining? Nah, disini asuransi JH hanya sanggup menanggung sebesar 20jt, maka yang akan dilakukan JH adalah mengasuransikan kembali sisa uang yang tidak dapat ia tanggung yaitu sebesar 80jt ke perusahaan asuransi lainnya (dimisalkan asuransi ON). Asuransi JH akan membayar premi sebesar 800ribu kepada asuransi ON. Peristiwa ini dinamakan "reasuransi". Oke, akan ku berikan definisinya sedikit. Reasuransi adalah istilah yang digunakan saat satu perusahaan asuransi melindungi dirinya sendiri terhadapt resiko asuransi dengan memanfaatkan jasa dari perusahaan asuransi lain (lebih jelasnya bisa baca di buku yang membahas tentang reasuransi).
Kembali kemasalah tadi, apakah asuransi ON sanggup untuk menanggung uang yang 80jt? Disini asuransi ON merasa tidak sanggup menanggung sebesar 80jt ketika MH meninggal, tapi hanya sanggup sebesar 25jt. Maka asuransi ON akan mengasuransikan lagi sisanya yaitu 55jt ke perusahaan asuransi lainnya (misalnya asuransi KY). Asuransi ON akan membayar premi sebesar 550ribu kepada Asuransi KY. Peristiwa tersebut di sebut "retosesi". Apa sih retosesi? Retrosesi adalah penyebaran atau pelimpahan resiko dari satu perusahaan reasuransi ke perusahaan reasuransi lainnya (lebih jelasnya dapat dibaca di buku yang membahas tentang retrosesi). Nah, di Indonesia sendiri retrosesi masih jarang, jadi para perusahaan reasuransi tersebut biasanya akan mengasuransikan dananya ke perusahaan reasuransi yang berada di luar negeri. Dana yang ditempatkan di luar negeri di sebut dengan capital flight.

Disini asuransi KY berinisiatif membuat sebuah perusahaan Manajemen Investasi dengan premi yang didapatkan dari ON, misalkan nama perusahaan tersebut adalah PT Star.  PT Star akan membuat perusahaan-perusahaan kecil, sebut saja PT SW, PT OT5, dan PT Dream Girl. Tugas dari perusahaan kecil ini adalah membeli saham yang ada di bursa saham untuk mendapatkan keuntungan bagi Asuransi KY. Disini dimisalkan Bank Shining sedang kekurangan dana, ada dua cara yang dapat dilakukan Bank Shining yaitu menerbitkan saham atau menjual obligasi. Bank Shining memilih menerbitkan saham. PT SW membeli saham Bank Shining sebesar 25%. PT OT5 membeli saham Bank Shining sebesar 30%. Dan PT Dream Girl membeli saham Bank Shining sebesar 20%. Ini berarti bahwa asuransi KY memiliki saham Bank Shining sebesar 75%. Maka asuransi KY dapat mengatur atau menyarankan Bank Shining dalam memilih perusahaan asuransi.

Ada masalah lain yang timbul. Bank sangatlah bergantung kepada orang-orang seperti TM dan MH. Tapi, bunga pinjaman di Bank relatif tinggi. Sekarang bagaimana jika orang-orang seperti MH enggan meminjam uang di Bank? Dari mana Bank akan mendapatkan uang untuk membayar i1 jika tidak dari i2? Disini Bank Shining memutuskan untuk mendirikan PT WSS dan PT Sherlock. Disini PT WSS bergerak dibidang penyedia kartu kredit. Dengan adanya kartu kredit, diharapkan orang-orang yang enggan meminjam uang di Bank Shining dapat menggunakan kartu kredit tersebut. PT WSS mendapat pemasukan dari bunga kartu kredit (i3). PT Sherlock bekerja sama dengan PT TN yang memproduksi motor. PT Sherlock menawarkan kredit motor dan leasing kepada masyarakat yang motor-motor tersebut berasal dari PT TN. PT Sherlock akan mendapatkan bunga dari kegiatan kredit dan leasing motor tersebut (i3). Disini PT WSS dan PT Sherlock akan membayarkan sebagian dari i3 kepada Bank Shining sebagai pemasukan Bank Shining. Selisih antara i3 dan i2 akan menjadi penghasilan dari PT WSS dan PT Sherlock. Jadi dapat disimpulkan bahwa i3 harus lebih besar dari pada i2 (i3>i2).

Nah itulah cerita tentang Bank dan lembaga keuangan serta perusahaan-perusahaan yang terlibat. Dan cerita di atas adalah sebuah contoh siklus keuangan dunia. Kita tahu bahwa Bank dan lembaga keuangan lainnya adalah pilar ekonomi, mengapa demikian? Karena setiap lembaga keuangan bergantung dengan lembaga keuangan lainnya, tidak dapat berdiri sendiri. Bisa dibayangkan jika salah satu komponen hilang maka pilar itu tidak akan lagi berdiri dengan kokoh.




Salam,
Arinda Pramesti  ^.^
29211380


Sumber :
http://www.asuransi.adira.co.id/NewsTips/News/tabid/70/mid/459/newsid459/692/language/id-ID/default.aspx
http://www.carajadikaya.com/reasuransi/

Leave a Reply